Jama’ah Shalahuddin

Jama’ah Shalahuddin

Jama’ah Shalahuddin

Identitas

Sejarah pembentukan

Kondisi kampus serta iklim kehidupan kampus saat itu, antara tahun-tahun 1972 s/d 1978, sangat diwarnai oleh bau “politik kampus”. Yakni pertentangan yang tajam antara kelompok-kelompok ideologis. Yang paling menonjol adalah dua kekuatan besar GMNI dan HMI. Iklim yang demikian sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan hidup keagamaan. Setiap kegiatan keagamaan selalu ditarik ke dalam term politis tersebut. Dengan demikian maka partisipasi warga muslim di luar kelompok ideologis Islam (GMNI) baik yang berada dalam kelompok maupun “masa apung” menjadi sangat kecil. Keadaan ini diperparah lagi dengan miskinnya kreativitas, baik jenis maupun mutu kegiatan. Kegiatan keagamaan hanya terbatas pada peringatan-peringatan hari besar Islam, dengan jenis dan tingkat penyajian dari itu ke itu juga. Dengan penyelenggara yang itu-itu juga.

Sementara itu acara-acara di luar keagamaan berlangsung meriah dan ditangani cukup baik. Keadaan itu membawa pengaruh kepada citra bahwa kelompok Islam tidak punya kemampuan dalam pelaksana kegiatan, tumpul kreativitasnya, pandai omong tapi kerja nol besar. Kenyataan ketidakmampuan mengolah, mengatur dan menampilkan acaraacara keagamaan itu saja, sudah merupakan kenyataan yang sulit dibantah. Belum lagi bila ditinjau sepak terjang beberapa personal yang aktif dalam kepanitiaan, yang memang iklimnya agak “semrawut”, yang kadang-kadang memperkuat kesan jelek tersebut. Usaha-usaha menembus situasi yang rawan tersebut bukan tidak ada. Akan tetapi kebanyakan kandas dihadapkan pada kekokohan “sistem politik” Kampus saat itu.

Momentum tersebut baru didapat tahun 1976, ketika “JARI JEMARI ALLAH” mengatur pertemuan beberapa individu yang meski tidak saling kenal sebelumnya, namun memendam ide, kerinduan dan dambaan yang sama akan terciptanya situasi keagamaan yang lebih baik di Kampus UGM. Diawali dengan kegiatan berlabel “MAULID POP 1976”, berlanjut dengan Pertama kali diselenggarakan Ramadhan in Campus (RIC) I, maka “kebekuan” Kampus akan gerak keagamaan mulai mencair. Tahun itu pula, di tengah acara RIC I, diresmikan nama “JAMA’AH SHALAHUDDIN” (waktu itu dicantumkan sebagai “jema’at” bukan jama’ah). Peristiwa ini cukup penting, karena sejak saat itu proses “saling gosok” terjadi cukup intens sehingga dicapai kesepakatan untuk mengelola lebih lanjut acara-acara keagamaan di Kampus UGM, di masa-masa mendatang.

Mengacu pada dasar-dasar geraknya, kesan bahwa Islam milik golongan, tidak kreatif, jorok dan acak-acakan, pelan-pelan mampu dihapus lewat kegiatan-kegiatan yang ditampilkan secara lebih baik dan seksama. Citra jelek tentang orang Islam makin menipis. Tingkat partisipasi naik. Kerja keras itu mulai membuahkan hasil.

 

Filosofi/Nilai

Jama’ah Shalahuddin berasaskan Islam,
…Pada hari ini telah Aku sempurnakan Agamamu untukmu, dan telah aku cukupkan nikmat
-Ku bagimu, dan telah aku ridhoi Islam sebagai Agamamu…
(Q.S. Al Maidah: 3).

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”(QS Ali-Imran: 104)

“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An Nahl : 125)

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Saba : 28)

Visi Jama’ah Shalahuddin ialah:
Jama’ah Shalahuddin sebagai kontributor bagi terwujudnya intelektual muslim yang turut andil dalam menjawab permasalahan umat manusia dan menjadi lembaga kemahasiswaan terbaik.

Misi Jama’ah Shalahuddin ialah:
a. Mengembangkan sumber daya manusia Jama’ah Shalahuddin yang diarahkan pada aktualisasi diri sebagai seorang muslim;
b. Memberikan pelayanan profesional kepada civitas akademika Universitas Gadjah Mada dan masyarakat sesuai kebutuhan;
c. Melakukan pengkajian dan penelitian dengan perspektif islam terhadap kondisi kampus dan masyarakat;
d. Mengoptimalkan pengaryaan civitas akademika Universitas Gadjah Mada;
e. Bersinergi dengan pihak yang menunjang aktivitas dakwah;
f. Meningkatkan kualitas tata kelola kelembagaan;
g. Mengembangkan Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai Islamic Center;
h. Mengembangkan Gelanggang Mahasiswa Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu fokus aktualisasi nilai-nilai keislaman.

Filosofi Logo Jama’ah Shalahuddin

Lambang Jama’ah Shalahuddin berupa tulisan Shalahuddin berbentuk belah ketupat yang menggunakan huruf Arab dengan jenis huruf Koufi Jalli, yang ditopang oleh trapesium siku-siku yang ditegakkan dan dicerminkan pada sisi terpendeknya. Semua terlukis dengan warna biru di atas dasar putih.
Lambang Jama’ah Shalahuddin bermakna:
1. Berisi tulisan Shalahuddin.
2. Arti tulisan harfiahnya adalah pelurus agama.
3. Merupakan salah seorang pahlawan perang salib.
4. Dibentuk dalam dimensi geometris berwujud kotak yang melambangkan kekompakan.
5. Pasangan bentuk kotak yang melambangkan suatu wadah yang kokoh bagi pembinaan jama’ah/ummat islam.
6. Konstruksi logo menggunakan garis-garis yang tegas, melambangkan ketegasan sikap dan berpikir Jama’ah Shalahuddin.

 

Kegiatan

  • Ramadhan di Kampus
  • Safari Jama’ah Shalahuddin dalam Idul Adha (SAJADHA)
  • Bertemu Saudara Islami Gadjah Mada Muda (BERSAMI GAMADA)
  • Gadjah Mada Khataman Quran (GMKQu)
  • Training Kepemimpinan 1 JS
  • Training Kepemimpinan 2 JS
  • Training Kepemimpinan 3 JS
  • Musyawarah Tengah Tahun
  • Musyawarah Akbar
  • I-Lecture Ahad Pagi
  • Tahsinul Quran
  • Forum Mengeja Hujan
  • Diskusi Koran
  • Kunjungan ke Dusun Binaan

 

Lokasi sekretariat

Sekretariat Jama’ah Shalahuddin Universitas Gadjah Mada
Jl. Tevesia No.1 Bulaksumur – Yogyakarta, 55281. Sayap Selatan Masjid Kampus UGM

Scroll to Top